Reorganisasi Aplikasi Ponsel

Apa yang saya lakukan hari ini harapannya bisa lebih membentuk otak saya jadi lebih cepat bekerja dan fokus. Fenomena sosial media dengan konten-singkatnya sering membuat kita kecanduan. Fast food itu enak, tapi tidak sehat.

Lalu apa yang saya lakukan?

Saya menata ulang aplikasi apa saja yang akan tersedia atau terpasang di dalam ponsel saya:

Instagram sudah jelas aplikasi terlarang, seharusnya, sejak dulu. Karena banyak waktu habis dan sulit untuk ngerem kalau sudah scrolling mode penjelajahannya. Walaupun sudah pasang timer untuk pengingat dan pembatas waktu maksimum.

Saya masih sering baca di Medium dan menulis juga di situ. Tapi seringkali saya menulis lewat laptop. Lagipula saya punya rencana untuk pindah menulis rutin di bear.blog ini. Mungkin beberapa artikel yang bisa dipamerkan dan ingin dapat audiens lebih luas baru ditulis di Medium. Hahahaha…

Kalau untuk membaca, di Medium seringkali bentrok dengan paywall artikel berbintang karena saya tidak berlangganan. Jadi lebih baik baca lewat incognito mode dari peramban Chrome saja. OK? Chrome adalah peramban bawaan Samsung yang tidak bisa saya hapus. Sedih memang. Harusnya saya ingin pakai Firefox saja. Judulnya: memanfaatkan fasilitas bawaan.

Cara lain membaca artikel paywall Medium adalah dari instant view lewat Telegram for Android. Kalau tulisan bagus, simpan di Pocket. Supaya bisa dibuat highlight. Begitu rencananya. Memang fasilitas Medium yang saya sangat sukai adalah highlight kalimat! Dengan Pocket jadi sudah tergantikan. Apalagi bisa untuk semua artikel, bukan cuma dari Medium.

Saya sudah riset dulu sebelum memutuskan untuk menggunakan Pocket ketimbang Instapaper. Salah satunya karena Pocket bisa mendobrak paywall Medium, Instapaper tidak.

Oh ya, dan lagi, untuk langganan Medium per bulan atau per tahun itu masih jauh lebih mahal daripada langganan premium Pocket. Apalagi penawaran dari Pocket untuk setahun itu terbilang murah. Sepertinya harga khusus untuk region Indonesia. Dapat bocoran dari Bang Reza soalnya. Buahahaha…

Tentang aplikasi English dari Livio ini sebetulnya sudah lama selalu ada di ponsel saya sejak dulu walau sudah ganti-ganti ponsel. Kamus penerjemah dari bahasa Inggris ke definisi bahasa Inggris. Untuk mengasah kosakata saya juga tujuannya.

Saya juga nyaman ganti ke aplikasi penerjemah bawaan Samsung yang nggak bisa di unsinstall, cuma bisa di-disable, dan perlu pasang basisdata tambahan lagi, tapi worth karena lebih kecil ukuran totalnya ketimbang kalau saya mempertahankan English. So, ya, begitulah. Penuh perhitungan. Dan ternyata, definisi bahasa Inggrisnya lebih mudah dipahami daripada punya English. Hahahaha…

Apa lagi ya? Itu aja sih…